CERITA DEWASA MENCICIPI TUBUH BAHENOL PENARI JALANAN PART2

CERITA DEWASA MENCICIPI TUBUH BAHENOL PENARI JALANAN PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA MENCICIPI TUBUH BAHENOL PENARI JALANAN PART2, Hasrat-Bispak45 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya berasa tidak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya sedang jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu mengayalkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, dan tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya malahan semakin terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya di saat Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kesenangan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan perkataan saya telah tak tertanggulangi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya membikin kamu jadi nikmat di sini ya?"


Juragan mengungkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi sesuai itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA MENCICIPI TUBUH BAHENOL PENARI JALANAN PART2

Saya tidak pernah disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengen keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat dan begitu nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya selepas itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah-engah, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari ngomong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta mendadak saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum ketahui banyak perihal tubuh lelaki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun gak bakalan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengin kumasuki."


Ini kali Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya digagahi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tiada tunggu jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan selalu nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, jadi lama makin cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya hingga sampai gak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha memohon Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa tidak sejak dahulu saja, ya?Terpikir ingatan begitu dalam kepala saya. Tetapi saya abaikan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran serta meminta saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah keliatannya saya. Muka saya pastilah nampak asusila sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan tampak suka.


"Hah… uh… Mari selalu Denok… saya puas ndengar suaramu jika dientot… mbikin makin hasrat. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak bila sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu bila kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa tujuannya Juragan, dan gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat sebab dientot Juragan. Tetapi tidak lama lantas saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, saat seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian suka nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa gantengg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Dan selanjutnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali busananya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengen, Denok, mencari uang itu gak sulit…"


CERITA DEWASA MENCICIPI TUBUH BAHENOL PENARI JALANAN PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran cukup lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, gantengg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur serta menempel di seprai dipan Juragan. Juragan terus duduk memerhatikan saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan dan cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko semakin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya gak berani hadapi mereka, manalagi serasi berantakan berikut ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, nyatanya ibu pemilik sewa kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan begitu? Habis ngapain kamu?"


Seluruh pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya segera membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya laksanakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya hendaknya bersusah-hati atau malu? Gak tahulah… Namun yang terjadi malahan tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang tengah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya terus cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, setiap saat saya butuh uang, saya gak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya pada laki laki. Saya ketahui ini tidak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga di kenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Telah malam, serta saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya berikan senyuman manis serta saya bisikkan harga saya bila ia ingin.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sekalian menggauli kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruhnya orang yang ada pada sana, cuman ia serta seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak sangat ke dalam.  Saya membuka diantaranya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan sekedar kerja semacam ini lebih enteng mendapat duit. Saya  tidak terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Serta setelahnya, saya dapat uang. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian memiliki pengalaman sebagai lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Serta saya lantas jadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruhnya rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga sampai tahu kepentingan rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya nampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi bila sudah ingin, mereka cari saya juga.  Saya pula beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal baru. Umpamanya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Tetapi makin lama kebiasa juga.  Saya  jadi kian mengenal dengan Juragan. Wanita yang ada pada photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi udah wafat. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya pula jadi tahu jika dahulu, waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang orang penari juga.  Hanya kala itu Juragan belum mempunyai apapun, manalagi penari itu pula simpanan orang camat. Juragan sekedar dapat melihat dan memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan karenanya  Juragan selalu mohon saya gunakan kemeja dan dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga puas jika dapat membikin Juragan puas. Semakin hari saya tambah terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pelepasan hasrat lelaki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya lagi mohon lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih tetap mengerjakannya cuma karena uang. Lama-lama saya kian krusial. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA MENCICIPI TUBUH BAHENOL PENARI JALANAN PART2

Telah tidak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya juga tambah berani. Pada akhirnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, dan saya lantas hamil… Lumrah, jika ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya selalu melacur kendati pun perut saya jadi membesar. Dan saya pula selalu tiba ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya sudah memulai mencolok, serta beliau tampak lumayan panik dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan melecut saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertama beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada semuanya konsumen setia saya, saya hanya dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula tidak tahu. Kemungkinan sebab setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati saat bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sembari gantenggnya risau. Rasanya saya mau membuat beliau gak cemas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun setelah saya serta Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, namun masih tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Tetapi saya mbandel. Saya semaput di jalan. Pastilah ada yang memandang serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun lantaran masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu semua sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Kalaupun bukan dikarenakan yang pertama itu, kamu gak perlu hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama